Pembelajaran Berdiferensiasi
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DI KELAS
Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dilakukan guru dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar murid. Setiap anak memiliki keunikan tersendiri, memiliki minat dan kemampuan yang beragam, memiliki budaya dan lingkungan yang berbeda sehingga dalam memenuhi kebutuhan belajar murid guru harus dapat merancang pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, relevan dan berpihak kepada murid sehingga murid memiliki rasa nyaman dalam belajar dan mendapatkan pengalaman belajar yang menarik bagi dirinya.
Beberapa keputusan masuk akal yang dilakukan guru dalam pembelajaran berdiferensiasi di kelas yaitu
1. Memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan dengan jelas antara guru dan murid
2. Merespon kebutuhan belajar murid yang disesuaikan dengan rencana pembelajaran
3. Lingkungan belajar yang mendukung murid untuk belajar, sehingga murid memiliki kemauan untuk belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran
4. Manajemen kelas yang efektif, sehingga walaupun kegiatan pembelajaran yang dilakukan berbeda namun pembelajaran dikelas masih berjalan secara efektif
5. Penilaian yang berkelanjutan, melalui penilaian formatif yang dilakukan, guru dapat mengetahui murid yang masih tertinggal dan murid yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran berdiferensiasi juga dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam, sehingga sebelum melakukan pembelajaran guru terlebih dahulu melakukan identifikasi dan pemetaan kebutuhan belajar sehingga dapat mengenal dan memahami karakteristik muridnya baik melalui pengamatan, sebaran angket / instrument kepada siswa atau orang tua maupun melalui wawancara langsung dengan murid. Pemetaan dilakukan agar dapat diketahui tiga aspek kebutuhan belajar yaitu 1. Kesiapan belajar murid (Readiness) sebagaimana tombol equalizer yang di jelaskan oleh Tomlinson (2001) dimana guru dapat mengontrol murid yang belajar cepat-lambat, yang memiliki pemikiran kongkret atau abstrak, sederhana-kompleks, mandiri atau masih memerlukan bantuan, 2. Minat merupakan salah satu motivasi bagi murid sehingga ia memiliki ketertarikan untuk belajar, 3. Profil belajar belajar murid dapat diketahui dari Lingkungan, budaya, gaya belajar murid (Auditory, menampilkan media pembelajaran dalam bentuk video, Tipe Visual, memberikan materi pembelajarand dalam bentuk gambar, karikatur atau bahan bacaan, dan tipe Kinestetik merancang pembelajaran dalam bentuk praktek atau percobaan.
Melalui pemetaan kebutuhan belajar murid tersebut guru dapat menentukan strategi diferensiasi yang tepat baik diferensiasi konten (Materi atau pengetahuan yang diajarkan kepada murid), Diferensiasi Proses (Ragam, alur pembelajaran atau scaffolding) maupun diferensiasi produk yang merupakan ragam tugas yang diselesaikan murid sebagi output dari pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi juga dapat membantu murid memenuhi hasil belajar yang optimal karena murid belajar sesuai dengan kebutuhan belajar, minat dan profil belajarnya.
Pembelajaran berdiferensiasi juga memiliki kaitan dengan materi filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak dan Budaya positif, dimana tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, jika diibaratkan seperti benih jagung maka guru tidak dapat merubah benih jagung tersebut menjadi padi dan sebaliknya tidak dapat merubah benih padi menjadi jagung, karena itu dalam proses menuntun anak diberi kebebasan untuk berekspresi mengembangkan bakat dan potensi yang ada dalam dirinya, anak lahir dengan bakatnya seperti sehelai kertas putih bakat anak telah tergambar dalam bentuk garis tipis-tipis yang masih samar maka guru berperan untuk menembalkan garis tipis-tipis tersebut sehingga guru sebagai pamong hendaknya dapat mengarahkan anak agar tidak kehilangan arah sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. sehingga dalam memberikan tuntunan anak dapat menemukan kemerdekaan dalam belajar dan dapat mengembangkan dirinya sesuai profil pelajar Pancasila.
Salah satu nilai dan peran guru penggerak adalah pembelajaran yang berpihak kepada murid sebagaimana pembelajaran berdiferensiasi yang dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar murid, demikian pula dengan Visi guru penggerak dimana melalui pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan maka guru dapat melakukan perubahan positif dan dapat mewujudkan visi sekolah yang telah dirumuskan dan keterkaitannya dengan budaya positif yaitu sesuai dengan pernyataan KHD bahwa untuk menciptakan murid yang merdeka maka syarat utamanya adalah memiliki disiplin diri yang kuat baik motivasi internal maupun motivasi eksternal, karena itu melalui pembelajaran diferensiasi kebutuhan belajar murid dapat terpenuhi sehingga murid dapat menemukan kemerdekaan dalam belajar dan dapat mengembangkan dirinya sesuai profil pelajar Pancasila.
Komentar
Posting Komentar