Jurnal Refleksi Minggu 16


Jurnal Refleksi Minggu 16
Oleh : Hidrawati AS
CGP Angkatan 4 Kab. Konawe

                                     

                                   MODEL SEGITIGA RESTITUSI

Setelah pembelajaran hari ini saya akhirnya mampu : memahami konsep komunikasi yang memberdayakan yang didasarkan pada empat unsur utama yang mendasari prinsip tersebut yaitu hubungan saling mempercayai, menggunakan data yang benar, menuntun para pihak untuk optimalisasi potensi dan melakukan aksi/rencana tindak lanjut, memahami perbedaan mendasar antara coach, mentor dan konselor, melaksanakan empat aspek yang mendukung praktek coaching yaitu komunikasi asertif melalui hubungan positif antara kedua pihak (coach dan coachee) menjadi pendengar yang baik dengan melibatkan diri secara penuh saat lawan bicara menyampaikan pesan, bertanya efektif dan melakukan umpan balik positif serta mempraktekkan konsep TIRTA sebagai sebuah model coaching dalam komunitas sekolah dengan melalui tahapan Goal (tujuan), Reality ( Hal-hal yang nyata), Options (pilihan) dan Will ( keinginan untuk maju)

Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran hari ini adalah : merasa senang karena mendapat pengetahuan baru mengenai komunikasi yang memberdayakan melalui pendekatan coaching  dan dapat menerapkannya dalam komunitas sekolah agar dapat menggali segenap potensi yang dimiliki peserta didik melalui bekal  ketrampilan berkomunikasi diantara keduanya agar melalui proses pendampingan kepada peserta didik guru dapat mengarahkan  mereka sesuai dengan system among ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani dan secara mandiri anak dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya. 

Setelah melakukan pembelajaran hari ini target saya berikutnya adalah : Melakukan ketrampilan coaching secara intensif agar dapat terus mengembangkan dan mengasah kemampuan berkomunikasi sehingga dapat memberdayakan potensi peserta didik melalui komunikasi terbuka lewat percakapan antara guru dan murid dan antara guru dan komunitas sekolah lainnya, selain itu segera melakukan diseminasi modul coaching melalui komunitas sekolah agar memiliki pemahaman mengenai konsep coaching dan peran guru sebagai pamong bagi anak didiknya.

Setelah melakukan pembelajaran hari ini, saya akhirnya memahami bahwa : Dari penjabaran materi yang disampaiakan  oleh instruktur ibu yuni wahyuni dalam elaborasi pemahaman memberikan pencerahan jika Pembiasaan praktek coaching akan mengasah dan mengembangkan kemampuan guru (coach) dalam melakukan komunikasi yang memberdayakan sehingga ketika melakukan pendampingan bagi murid maka hadirkan diri kita sepenuhnya dihadapan mereka, dengarkan mereka dengan seksama agar  murid dapat mengembangkan potensi yang dalam dirinya agar dapat membantunya menemukan solusi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Guru adalah pamong bagi anak, sistem among dalam ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani menjadi penguat bagi guru dalam mendampingi perkembangan muridnya secara holistic dan melakukannya dengan ikhlas tanpa pamrih sehingga murid akan menjadikan mereka sebagai panutan dan teladan bagi dirinya karena didampingi oleh guru yang penuh cinta kasih kepada mereka, sehingga melalui praktek coaching tersebut akan memberikan pengalaman hidup yang berharga bagi murid-muridnya.  

Demikian jurnal refleksi ini, terima kasih.

Komentar